KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya,kami, dalam hal ini, saya telah menyelesaikan praktikum Meteorologi
dan Klimatologi dan menyusun laporan ini sebagai data hasil pengamatan saya . Saya juga menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Tanpa
bantuan mereka, maka laporan ini tidak dapat dirampungkan. Laporan ini
disampaikan untuk memenuhi tugas dari Ibu WIWIK
CAHYANINGRUM, S.Si selaku dosen mata
kuliah meteorology dan klimatologi kelas B ( sore ) prodi Geografi semester IV.
Laporan ini berisi (penjelasan praktikum Meteorologi dan Klimatologi). Saya berharap laporan ini dapat berguna bagi
teman-teman sekalian. Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu saya meminta maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata
maupun penulisan laporan ini.
Pontianak juni,
2012
Daftar Isi
Kata
Pengantar .....................................................................................................................
2
Daftar
Isi................................................................................................................................
3
BAB
I Pendahuluan..............................................................................................................
4
a.
Latar Belakang.....................................................................................................
4
b.
Tujuan..................................................................................................................
7
c. Peserta
dan waktu kunjungan lapangan .............................................................. 7
BAB II Dasar Teori...............................................................................................................
8
a.
Sejarah Singkat Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)….. 8
b.
Iklim dan kehidupan
manusia............................................................................
10
c. Peran
pengamatan data......................................................................................
14
BAB III Hasil Laporan Praktikum.......................................................................................
15
a.
Aktifitas BMKG...............................................................................................
15
b.
Jenis – jenis alat dan
manfaatnya......................................................................
17
c.
Lampiran .......................................................................................................... 38
BAB IV Penutup.................................................................................................................
40
a.
Kesimpulan......................................................................................................
40
b. Saran................................................................................................................
40
Daftar Pustaka....................................................................................................................
41
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring
dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), manusia semakin di tuntut untuk mengetahui hal-hal yang lebih
kompleks. Dalam hal ini, manusia juga di tuntut untuk berkembang dan
mampu melihat hal-hal yang menjadi fenomena penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Ilmu
pengetahuan bumi dan antariksa mengenai meteorologi, klimatologi dan geofisika
adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Namun, banyak orang terutama
masyarakat Indonesia yang kurang menyadari pentingnya mempelajari ilmu meteorologi,
klimatologi dan geofisika, padahal tanpa mereka sadari ilmu tersebut sangat
memberik manfaat yang lebih bagi kehidupan manusia. Dari ilm tersebut kita
mampu mengetahui dan mendeteksi gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar
kita.
Dari
uraian di atas, kita sebagai pelajar-pelajar diharapkan mampu mengetahui dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa untuk kemaslahatan ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman. Dan salah satu tempat dimana kita
bisa mempelajari serta melihat secara langsung adalah Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, Jl.
Sei Nipah km 20,5 Jungkat Pontianak 78351.
Kunjungan
ke BMKG merupakan salah satu program Mahasiswa Semester IV Program studi
Geografi STKIP PGRI Pontianak. Kunjungan tersebut dilakukan di BMKG karena
adanya kesinambungan dengan mata kuliah Meteorologi/Klimatologi.
Selain
itu, kunjungan ke BMKG juga dilatarbelakangi oleh adanya keingintahuan
mahasiswa pendidikan Geografi terutama mahasiswa yang mengambil mata kuliah
Meteorologi/Klimatologi sebagai wujud pencarian adanya relevansi yang ada di
BMKG dengan mata kuliah tersebut.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat
tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang
singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca
bisa hanya beberapa jam saja.Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari,
dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di
Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam
melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),
Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca
sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).Iklim
adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang
luas.
Cuaca dan iklim memiliki peranan yang
penting dalam kehidupan manusia. Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen
ekosistem alam. Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan
iklim, mulai dari jenis pakaian, makanan, bentuk rumah, pekerjaan sampai
rekresi tidak terlepas dari pengaruh atmosfer beserta proses – prosesnya. Cuaca
dan iklim selalu menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia di bumi. Nahkoda
kapal, pilot pesawat terbang nelayan dan petani dalah sebagian banyak dari
sekian banyak orang yang sangat memerlukan keterangan atau data cuaca dan iklim
untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu, pengertian
tentang cuaca dan iklim perlu dipelajari untuk mendapat suatu pertimbangan
dalam kehidupan kita sehari – hari. Iklim memegang peranan yang sangat penting
dalam bidang pertanian yang merupakan salah satu kegiatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan yang berupa pangan,
sandang, peralatan dan lain – lain. Variasi – variasi cuaca dan iklim
mengendalikan seluruh fase produksi tanaman maupun tanah.
Cuaca dan iklim muncul setelah
berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di
atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini
berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi
pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari
yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha
pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu
ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan
unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan
bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara
langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan
variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim
yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Cuaca dan iklim memiliki elemen – elemen
yang sama. Oleh karena itu, hamper tidak bisa dipisahkan apabila kita
membicarakan satu diantaranya. Perbedaan diatara keduanya sebetulnya hanya
dalam hal ruang pengamatan dan waktu, dimana iklim menduduki tempat yang lebih
luas dan dalam waktu yang relative lebih lama, sedangkan cuaca memiliki ruang
lingkup yang sempit dan dan kurun waktu yang lebih singkat ( harian ).
Sedangkan ilmu yang mempelajari cuaca dan iklim adalah meteorology dan
klimatologi.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang proses – proses fisika yang terjadi di atmosfer ( paling sedikit sampai
batas tropopause ) pada saat tertentu, beserta kejadian – kejadian atau
fenomena – fenomena fisik di atmosfer. Adapun kejadian – kejadian fisik yang
dipelajari terbatas dalam waktu yang singkat ( day- to- day ), sedangkan yang
dimaksud dengan fenomena – fenomena fisik di atmosfer meliputi : temperature,
tekanan udara, angin, kelembapan, awan dan hujan. Hal ini disebut dengan elemen
– elemen iklim. Sedangkan pengertian iklim berdasarkan batasan diatas adalah
rerata dari kondisi fisik ( temperature, tekanan udara, angin, kelembaban, dan
hujan ) di atmosfer dalam waktu yang lama atau luas. Dalam pengertian ini,
iklim merupakan suatu generalisasi dari variasi keadaan – keadaan cuaca harian.
Rentang waktu cuaca hanya bersifat harian sedangkan iklim memiliki rentang
waktu yang panjang dan hanya bisa berubah dalam jangka waktu 30 tahun.
Klimatologi
didefinisikan sebagai ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan penjelasan
sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat berbeda dan bagaimana kaitan
antara iklim dan aktivitas manusia, Secara mudahnya, ilmu iklim/klimatologi
yaitu cabang ilmu pengetahuan yang membahas sintesis atau statistik unsur-unsur
cuaca hari demi hari dalam periode tertentu (beberapa tahun) di suatu tempat
dan wilayah tertentu. Sintesis Klimatologi dapat juga didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya. Karena
metereologi mencakup interpretasi dan koleksi data pengamatan maka ilmu ini
memerlukan teknik statistik. Demikianlah klimatologi dapat pula disebut juga
meteorologi statistik.
Konsep mengenai Meteorologi dan
Klimatologi di atas merupakan materi yang telah diperoleh dalam ruang kuliah.
Hal ini tidak hanya cukup pada pengetahuan konsep namun dibutuhkan bentuk
pengkajian. Pengkajian konsep – konsep tersebut dilakukan dalam aplikasi di
lapangan. Oleh karena itu Meteorologi dan Klimatologi yang memerlukan
pengkajian lapangan, sehingga dipilih tempat di Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika ( BMKG ) Siantan, Kalimatan Barat.
B.
Tujuan
a. Menambah khazanah keilmuan, terutama
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
b. Mengetahui alat-alat yang di gunakan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam melakukan berbagai
penelitian .
c. Mengetahui dan mempraktikkan teknik
cara menggunakan alat-alat yang ada di Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) yang berupa simulasi.
d. Mengetahui cara kerja si setiap
stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
e. Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
C.
Peserta dan Waktu Kunjungan Lapangan
Adapun
peserta kunjungan ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di
Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, Jl. Sei Nipah km 20,5 Jungkat Pontianak adalah
seluruh mahasiswa Jurusan Program studi Geografi Semester IV STKIP PGRI
Pontianak.
Observasi
ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2012, di Stasiun Klimatologi
Siantan Pontianak, Jl. Sei Nipah km 20,5 Jungkat Pontianak 78351.
BAB II
DASAR TEORI
A. Sejarah Singkat Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Sejarah pengamatan meteorologi dan
geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang
dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun
demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data
hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada
tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin
oleh Dr. Bergsma.
Pada
tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di
Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke
Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen
horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen
vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada
tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan
pada tahun 1930.
Pada
masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan
Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan
Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada
tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang
dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut
di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada
tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi
dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya,
pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi
Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala
Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of
Indonesia with WMO.
Pada
tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960
namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah
Departemen Perhubungan Udara.
Pada
tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada
tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu
instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan
kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada
tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya
diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan
Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir,
melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun
2008,
Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
Pada
tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun
2009).
B.
Iklim dan kehidupan manusia
Pada umumnya orang sering menyatakan bahwa iklim
sama saja dengan cuaca, padahal kedua istilah tersebut adalah suatu kondisi
yang tidak sama.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu
satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (30-100tahun)
dan meliputi wilayah yang luas serta sulit untuk diprediksi. Ilmu yang
mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di
wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa
jam saja dan mudah untuk diprediksi. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang
cuaca disebut meteorologi.
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang
mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica
(iklim panas), dan iklim laut.
·
Iklim Musim (Iklim
Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin
musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode
perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu
Angin musim barat daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson Tumur).
Angin muson barat bertiup sekitar bulan oktober hingga april yang basah
sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan
april hingga bulan oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah
Indonesia mengalami musim kering/kemarau.
·
Iklim Tropis/Tropika
(Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa
otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara
memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim
subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang
mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropika.
·
Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang
memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara
yang lembab dan curah hujan yang tinggi.
Perilaku dan pola hidup manusia saat ini banyak
mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca . Ini menyebabkan suhu dipermukaan
bumi meningkat. Efek rumah kaca terjadi karena adanya pencemaran udara di
atmosfer, antara lain oleh gas-gas CO2, metana, N2O, dan CFC. Hal ini juga
memicu adanya pemanasan global yang salah satu contohnya adalah mengakibatkan
kenaikan suhu dipermukaan laut. Secara umum, akibat yang ditimbulkan oleh
adanya pemanasan global ada dua, yaitu terjadinya perubahan iklim global dan
naiknya permukaan laut. Karena itu mari kita sebagai manusia yang berpendidikan
untuk mengurangi hal-hal yang dapat mengakibatkan pemanasan global.
Pembagian Iklim
Hingga saat ini
klasifikasi iklim banyak berdasarkan penggunaan dalam ilmu pertanian. Untuk
aplikasi arsitektural, pembagian iklim lebih erat hubungannya dengan faktor
kenyamanan atau comfort. Dalam hat ini iklim selanjutnya dapat dibagi menjadi
empat bagian:
·
Iklim Dingin (Cold
Climate)
Masalah
utama dari iklim ini adalah kurangnya panas dari radiasi matahari Suhu udara
rata-rata -15o C, dengan kelembaban relatif yang rata-rata tinggi selama musim
dingin.
·
b. Iklim Moderat
Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang
berlebihan dan dingin yang berlebihan pula, namun tidak terlalu menyolok. Suhu
udara rata-rata terendah pada musim dingin ialah -15o C dan suhu terpanas
adalah sekitar 25o C.
·
Iklim Panas Kering
Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan,
udara kering, suhu udara rata-rata 25o C - 45o C terpanas dan 10o C terdingin
disertai dengan kelembaban relatif yang sangat rendah.
·
Iklim Panas Lembab
Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan
disertai dengan kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di
atas 20o C dengan kelembaban relatif sekitar 80-90 %.
Komponen-komponen Iklim
Komponen-komponen
iklim terdiri atas:
·
Angin (Air Movement)
Adalah pergerakan udara atau udara yang bergerak.
Gerakan mempunyai arah dan kecepatan (v) serta percepatan (a). Angin merupakan
gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila
sebagian partikel-partikel tersebut mendapat/menerima energi sehingga geraknya
semakin cepat - keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan
pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain.
·
. Kelembaban
Adalah Jumlah kandungan uap air dalam satuan volume
udara. Iklim laut ditandai dengan kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental
ditandai dengan kelembaban rendah.
·
Curah Hujan
Adalah frekuensi dan banyaknya hujan yang terjadi di
suatu daerah. Curah hujan tinggi (1800m/tahun) Radiasi matahari tinggi
(matahari bersinar sepanjang tahun) Temperatur udara relatif panas sampai
dengan nikmat, Kelembaban tinggi (mencapai lebih dari 90%), Aliran udara
relatif sesuai kebutuhan manusia, Amplitude temperatur antara siang-malam 2 s/d
5o C (ini karena kelembaban udara yang tinggi).
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa
daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah
pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di
daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana
banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Iklim khatulistiwa, dikenal sebagai iklim hutan
hujan tropis, adalah sejenis iklim tropis yang tidak mengalami musim kering,
yaitu semua 12 bulan dalam setahun mencatat nilai presipitasi minimal
setidaknya 60 mm (2.36 inci). Iklim khatulistiwa bukan seperti musim panas dan
dingin yang signifikan, sebaliknya bercuaca panas dan lembab sepanjang tahun
dengan hujan lebat yang turun pada waktu sore hampir setiap hari. Panjang waktu
siangnya hampir sama setiap hari, meskipun perbedaan suhu rata-rata antara
siang dan malam jauh lebih signifikan dibandingkan perbedaan suhu rata-rata
antara "musim panas" dan "musim dingin". Iklim khatulistiwa
biasanya ditemukan di garis lintang antara lima derajat di Utara dan Selatan
dari khatulistiwa yang didominasi oleh Zona Pertemuan Antartropika. Namun
demikian, di tempat lain adanya juga mikroiklim tropis, apalagi bukan semua
tempat di sepanjang kawasan khatulistiwa beriklim khatulistiwa (lihat juga zona
kering khatulistiwa).
Perlu kita
ketahui juga bahwa iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan
seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi,
dan pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa saja yang diberikan terhadap
kehidupan berikut uraiannya :
1. Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
Di
Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di
sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim
sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
Faktor-faktor iklim seperti cuaca
dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi
suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi
pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di
daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman
hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan di
daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada
tanaman padi.
2. Peran Iklim Di Bidang Perikanan dan Kelautan
Begitu
pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan
musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di
tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca,
terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang
dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur.
Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap
ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar
yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam
seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke
laut untuk menangkap ikan.
|
3. Peranan Iklim untuk Telekomunkasi
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus
angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan
telepon angin.Tentunya kita sudah mengetahui bahwa cuaca dan iklim merupakan
akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara.
Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di
antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel
yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan
ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat
dimana-mana.
|
4. Peranan Iklim untuk Pariwisata
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca
cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas,
dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata
darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka
pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
|
C.
Peran
Pengamatan dan Data
1. Pengamatan
unsur iklim dan cuaca
- Analisis dan prakiraan curah hujan bulanan di seluruh wilayah Kalbar.
- Prakiraan musim kemarau ( bln Maret )
- Prakiraan musim hujan ( bln September )
- Sebagai koordinator pos-pos hujan/ iklim di Kalbar
- Berkoordinasi dengan instansi terkait
- SOsialisasi
BAB III
HASIL LAPORAN PRAKTIKUM
A.
Aktivitas
BMKG
Kunjungan
ke BMKG di Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, Jl. Sei Nipah km 20,5 Jungkat
Pontianak 78351, merupakan salah satu program Mahasiswa Semester IV Program
studi Geografi STKIP PGRI Pontianak. Kunjungan tersebut dilakukan di BMKG
karena adanya kesinambungan dengan mata kuliah Meteorologi/Klimatologi.
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1.
Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
- Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang
perhubungan.
B.
Jenis
– jenis alat dan manfaatnya
Praktikum dilaksanakan di stasiun
Klimatologi Siantan Pontianak jln. Sei Nipah km 20,5 Jungkat Pontianak . Dasar
acara pengenalan alat – alat meteorology di laksanakan pada hari rabu tgl 6
juni 2012 oleh mahasiswa STKIP PGRI Pontianak, Prodi Geografi, Semester 4. Praktikun
mengamati alat-alat pengukur cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat,
satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan singkat dari prinsip kerja, cara
kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan. Berikut jenis-jenis alat dan
manfaatnya :
1. Penakar
hujan type observatorium (Ombrometer)
Keterangan Gambar :
a. Mulut penakar seluas 100 cm²
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas
setara 300-500 mm CH
d. Kran
Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian
Satuan alat : mm
Satuan pengukuran : mm
Ketelitian alat : 0,5 mm
Prinsip kerja : Penampung curah hujan
Cara kerja : Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui
corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X
(pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB).
Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang
jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung
volumenya dibagi dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi.
Satuan yang dipakai adalah milimeter (mm). Penakar hujan yang baku digunakan di
Indonesia adalah tipe observatorium. Semua alat penakar hujan yang beragam
bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penakar hujan otomatis
(OBS). Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur
dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur
yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga
dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi
hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini.
2.
Solarimeter
tipe Combell-Stokes
Keterangan Gambar :
a. Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup
pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup
pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
Satuan Alat : jam
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat : 0,5 jam
Prinsip kerja alat : Pemfokusan sinar pada bola Kristal Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar
dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada
keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama
penyinaran surya terang.
Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat
seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang
tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa.
Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur
matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa
disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang
waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
3.
Cup
counter Anemometer tinggi 2 meter
Fungsi alat : pengukur kecepatan angin rata-rata
harian
Satuan : Km/jam
Keterangan : prinsip kerja seperti gerakan spedometer
sepeda motor dalam satuan Km/jam. Kecepatan angin rata-rata harian selisih
pembacaan angka dibagi 24 jam.
4.
Cup Anemometer
Keterangan
Gambar :
a. Mangkok anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
Fungsi :
Mengukur kecepatan angin
Satuan Alat : km
Satuan Pengukuran : km/jam
Ketelitian Alat : 1 km
Prinsip kerja :
GGL induksi
Cara kerja :
Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan
sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar
baling-baling pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan
desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya
baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya.
5.
Psychrometer
Standar
Keterangan Gambar :
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara.
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat : 0,50C
Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
Cara kerja : Adanya suhu bola kering (T) dan
suhu bola basah (t) T lebih rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada
kran yang menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahan yang
diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah
tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut yang
lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T yang dapat
ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan uap
jenuh pada berbagai suhu.
6. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
Keterangan :
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
·
Fungsi : Mengukur intensitas penyinaran matahari
·
Satuan
Alat : cm²
·
Satuan
Pengukuran : kal/cm² per hari
·
Ketelitian
Alat : 1 cm²
·
Prinsip kerja :
Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng logam hitam
dengan lempeng logam putih.
·
Cara kerja : Logam putih
memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang logam hitam bersifat
menerimanya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas
radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor.
7.
Termometer
Tanah Tipe Symons
Keterangan Gambar :
a. Bagian sensor
b. Termometer zat cair
c. Reservoir
d. Rantai
Fungsi :
Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : ºC
Ketelitian Alat : 0,5ºC
Prinsip kerja :
Pemuaian air
raksa
Kelebihan alat ini yaitu termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung. Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan
pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat
agar tidak terpengaruh oleh suhu udara permukaan luar.
Cara kerja :
2.
Cara Pemasangan :
a.
Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk
tertentu dengan bor.
b.
Bagian reservoir termometer dimasukkan
lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
3. Cara Pengamatan :
a.
Termometer diangkat dari selubung
bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b.
Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
8.
Termometer
Biasa
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol
Fungsi : Mengukur suhu udara.
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : ºC
Ketelitian Alat : 0,5ºC
Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan
suhu.
Cara kerja : Jika suhu naik air raksa mengembang
dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan
suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek
Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan
pengukur suhu, air raksa ini jika suhu tinggi maka air raksa ini akan memuai dan menunjukan angka
tertentu dan jika suhu turun (rendah) maka air raksa itu akan mengkerut dan
suhu akan mengecil, biasnya alat ini untuk mengukur suhu udara terbuka. Kelebihan alat ini adalah mudah cara pemakaian dan pengamatannya
karena air raksa yang digunakan tampak mengkilap. Sedangkan kekurangannya
adalah air raksa yang digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian
kecil (volume naik hanya 0,0182 % perK).
9. Panci
Penguapan ( Open Pan Evaporimeter )
Funsi alat : Pengukur
Penguapan air langsung
Satuan : Milimeter (mm).
Ukuran alat : Tinggi Alat 25,4 Cm, diameter alat 120.7 Cm.
Prinsip kerja
: Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir
pengukuran akibat penguapan air.
Cara kerja : Setiap pemutar batang pengukur disetel
sehingga hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali
sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir akibat
evaporasi tersebut.
Alat
ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi
air hari pertama dan hari kedua. Kelebihan
dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih mudah dan murah.
Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik penguapan
dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi
potensial.
Keterangan : Alat ini dilengkapi dengan
1. Thermometer air Six Bellani (Thermometer Apumg)
2. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter
3. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ).
10.
Thermohygrograph
Fungsi alat : Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara
(Nisbi)
Satuan : Derajat Calcius
& Prosentase (%).
Keterangan : Pias harian, atau Mingguan.
Termograf :
kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem
tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas
grafik.
Higrograf :
kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut
mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara
bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.
a.
Sensor
Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin
mengkerut gerakan pena turun
b.
Sensor
Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah Rambut memanjang
dan bila udara kering rambut memendek.
Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan
pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya. Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban
nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik. Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih
untuk menjaga sifst higroskopisnya. Menggunakan prinsip dengan sensor rambut
untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu
udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan
pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat
mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui
suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.
11. Penakar Hujan Type Hellman
Fungsi
alat : Pencatat Instensitas Curahhujan / tingkat
kelebatannya
Satuan :
Milimeter ( mm ).
Keterangan : *
Setiap hari pias diganti (pias Harian atau Pias Mingguan).
Hujan
dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan intensitas Ringan bentuk grafik landai.
* Waktu
terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.
Alat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan tipe siphon. Bila
air hujan terukur setinggi 10 mm, siphon bekerja mengeluarkan air dari tabung
penampungan dengan cepat, kemudian siap mengukur lagi dan kemudian seterusnya.
Di dalam penampung terdapat pelampung yang dihubungkan dengan jarum pena
penunjuk yang secara mekanis membuat garis pada kertas pias posisi dari tinggi
air hujan yang tertampung. Bentuk pias ada dua macam, harian dan mingguan. Pada
umumnya lebih baik menggunakan yang harian agar garis yang dibuat pena tidak
terlalu rapat ketika terjadi hujan lebat. Banyak data dapat dianalisadari pias,
tinggi hujan harian, waktu datangnya hujan, derasnya hujan atau lebatnya hujan
per satuan waktu.
12.
Sangkar Meteorologi
Funsi alat :
Tempat meletakan peralatan Meteorologi
Satuan : -
Keterangan : Berventilasi, Double Jalusi guna untuk mengalirkan udara masuk-
keluar
Dicat putih agar
memantulkan cahaya (merupakan konversi dari WMO)
Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang baik ( jati/ Ulin)
sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak
banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya
berada pada ketinggian 120 cm diatas
tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali ( sebaiknya
empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat
bergerak atau bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah
di makan rayap.
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang
berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara.
Temperatur dan kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperatur dan kelembaban udara diluar.
Sangkar dipasang dengan pintu membuka/menghadap Utara-Selatan,
sehingga alat-alat yang terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari
langsung sepanjang tahun. jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu
sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
Sangkar
meteorologi umumnya dipasang di dalam taman alat-alat meteorology. Pemasangan
alat-alat meteorologi didalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari
tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu, alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi matahari
langsung, hujan dan debu.
Bentuknya
terlihat seperti pada gambar.
Keterangan
:
1. Beton 1 : 2 : 3
2. Permukaan Lantai Sangkar
3. Pintu Sangkar 2 (dua) daun, bagian
muka dan belakang.
4. Papan Penutup Ruang Sangkar (
tebal 2 cm ) berlubang 5 (lima) @=2,5 cm.
13.
Thermometer tanah gumdul
Fungsi alat : Pengukur
Suhu tanah Gundul.
Satuan : Derajat Celcius
Keterangan : Kedalaman 0 cm, 5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 50 Cm,
100 cm.
Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm
adalah parapin yg berfungsi agar ketika
alat tersebut dibaca maka suhu tidak beru. Data suhu tanah ini digunakan
dalam kegiatan pemupukan tanah.
14. Thermometer tanah berumput
Fungsi alat : mengukur suhu tanah berumput
Satuan : derajat celcius
Keterangan : kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, 100 cm.
Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang berfungsi
agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah. Data suhu tanah
digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.
15. Authomatic weather stasion
·
Fungsi
alat : sensor pengukur suhu udara, kelembaban, tekanan udara, arah angin,
kecepatan angin, curah hujan, penyinaran, suhu tanah.
·
Satuan
: suhu udara = derajat celcius, tekanan : millibar, curah hujan = milimeter
(mm), penyinaran matahari = langley, kecepatan angin = Knots, Km/jam. Arah
angin = derajat.
·
Keterangan
= dari sensor tersebut data tersimpan di dataloger dan di sambung melalui kabel
ke komputer yang ada di ruangan obsarvasi untuk melihat tampilan alat tersebut
16. Barograph
Barograph
bermanfaat untuk Alat pencatat tekanan udara secara automatis. Satuan
Milibar.(mb). Alat ini memiliki Sensor yang
menggunakan tabung hampa udara atau
kotak logam yang hampa udara yg terbuat dari logam yang sangat lenting.
Bila tekanan Atmosfer berubah volume
kotak berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan tangkai pena dan
menggores di pias.
17. Termometer
Maksimum
- Minimum
Permukaan Air
Keterangan Gambar
:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler
berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler
berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
Fungsi :
Mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan air
Satuan Alat : ºC
Satuan Pengukuran : ºC
Ketelitian Alat : 0,5ºC
Prinsip kerja :
Pemuaian air
raksa
Cara kerja : Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan
alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu
tertentu. Bola suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat perbedaan tekanan
atau kolom hampa dan kolom alkohol pada termometer minimun, maka air raksa
bergerak ke termometer minimum mendorong stif sampai menuju suhu minimum
tertentu.
18.
Piche Evaporimeter
Keterangan Gambar :
a. Tabung kaca tempat air yang
berskala dalam satuan mm.
b. Kawat penjepit tempat meletakkan
kertas berpori.
c. Penggantung
Fungsi : Mengukur evaporasi
Satuan Alat : ml
Satuan Pengukuran : mm
Ketelitian Alat : 0,1 ml
Prinsip kerja :
Selisih tinggi
permukaan air.
Cara kerja : Air yang terdapat dalam pinche
evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas
saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas
saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena
penguapan setiap saat.
Alat
ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi
air hari pertama dan hari kedua. Kelebihan
dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih mudah dan murah.
Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik penguapan
dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi
potensial.
C. LAMPIRAN
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Meteorologi dan Klimatologi merupakan
materi yang telah diperoleh dalam ruang kuliah. Hal ini tidak hanya cukup pada
pengetahuan konsep namun dibutuhkan bentuk pengkajian. Pengkajian konsep –
konsep tersebut dilakukan dalam aplikasi di lapangan. Oleh karena itu
Meteorologi dan Klimatologi yang memerlukan pengkajian lapangan, sehingga
dipilih tempat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG )
Siantan, Kalimatan Barat.
Dari
itu BMKG mempersiapkan alat-alat yang digunakan pada stasiun klimatologi untuk mengontror kegiatan
tersebut yang mana alat – alat tersebut terdapat di atas. Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat
pengukurt tersebut memiliki kualitas dan manfaar yang
berbeda-beda yang dmana fungsinya mengetahui keadaan
cuaca dan iklim yang ada di daerah tersebut.
2. Saran
1.
Bagi mahasiswa: dengan adanya Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Siantan, Kalimatan Barat dapat membantu
proses pembelajaran yaitu pada materi perkuliahan Meteorologi dan Klimatologi
2.
Bagi petugas BMKG : agar selalu
memperhatikan alat – alat klimatologi yang terdapat di kantor BMKG Pontianak
karena informasi yang diperoleh dari alat tersebut sangat berpengaruh terhadap
aktivitas kehidupan manusia.
Daftar
Pustaka
·
Buku meteorology
·
Buku panduan praktikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar